Skip to main content

Bukan tentang Azalea, tapi Hujan Sore yang Menghujam

Adalah hakku untuk meruntuhkan pusi ini dan menjadikannya berkeping-keping, hingga akhirnya partikelnya terbang menuju hatimu yang tak sebatas kata rindu. Malam ini akan kusampaikan padamu wahai sosok yang gundah...

Jauh- memang jauh, sangat jauh, jauh sekali. Beragam bingkai telah membatasi, beragam cermin telah mengosongkan, beragam udara menghembuskan, harusnya tak perlu badai dalam mencinta, harusnya tak perlu luka apalagi menghujani diri dengan air mata, harusnya..

Sampai pada titik di mana tidak ada lagi ratapan di dalam hati, tak ada rasa yang meneggelamkan pada setiap insan, di titik itu aku masih meradang, menerjang, memulung, karena mungkin saja akau masih temukan sisa cinta yang bisa kuberikan untuk meruntuhkan kehampaan...

Lagi-lagi aku terjebak, terjebak dalam kedilemaan, akau ingin hengkang engkau masih menarikanya. Atas nama cinta kau menarikku perlahan-lahan hingga aku terseret dan entah ke mana yang jelas aku di ruang hatimu

Hu itu aku, jan itu kamu aku dan kamu adalah hujan. Ia datang merestui cinta kita, meneguhkan kasih kita, meluruskan makna rindu. Menyemai kekuatan-kekuatan batin yang tak pernah usai.

Barangkali, ia tak pernah bersangkar. Barangkali semuanya terdiam membisu, aku sendiri tak tahu diri dan celoteh.Mengepakkan kalimat cinta dan rindu tiada ragu tiada batas tiada kelam tiada tenggelam. Hiruk pikuk berdebu benoda bergejolak berantakan tak karuan tak kubayangkan semua menyatu tanpa sekat tanpa batas tanpa rima tanpa irama mengepul bagai asap

Sampai ku merasa rindu ini tak berpenghujung, senyum tak berkesudahan, dingin tak meletihkan, mata tak lelah, Azalea tetap berbunga, dan hujan terus datang hingga musim berganti. Aku memendam

Saat-saat ini aku mudah terkecoh, mudah tersandung, mudah terperangkap. Tapi selalu ada pegangan yang tak bisa kulepas apalagi kalau bukan sebuah keindahan yang selalu terbayang di dalam hati. Aku merangkai dari dalam sepi

Jejak langkah bertanya, apa yang disebut rindu? biarkan Argopuro mengejawantahkan, samudera awan memaparkan, bisik pasir membenarkan, dan sunyinya hati menyemaikan


- aku janji akan menyambungnya 

Comments

Popular posts from this blog

Point Of View Pertunjukan Wayang Kulit: Lakon Kumbakarno Gugur Dalam Kaitannya dengan Kehidupan Politik Berbangsa dan Bernegara di Indonesia

Pendahuuan Wayang sebagai kebudayaan nasional memiliki sejarah panjang dalam berbagai konteks dan dinamika kehidupan di Nusantara hingga menjadi negara yang bernama Indonesia. Menjadi alat ritual sesembahan terhadap dewa, menjadi alat dakwah, menjadi alat seni pertunjukan untuk menghibur masyarakat, hingga menjadi alat kekuasaan orang-orang yang berkuasa yang  berusaha memanfaatkannya, baik untuk suksesi diri dan golongannya maupun penanaman ideologi kepada orang lain melalui wayang. Dinamika perpolitikan di negri ini pun ada kalanya selalu dikaitkan dengan kehidupan dalam dunia wayang, baik itu nilai-nilai moralitas dalam wayang hingga hakikat penciptaan manusia dan kehidupan berbangsa dan bernegara yang sering di gambarkan dalam  wayang. Beberapa tokoh pergerakan nasional sering juga mengidentitaskan dirinya sebagai salah satu tokoh wayang yang tentunya dapat disimpulkan bahwa ia mencita-citakan dirinya sebagai orang yang ideal layaknya dalam kehidupan wayang ataupun...

Coretan Angin

Rakyat Subfersive Beberapa hari yang lalu tepatnya tanggal 7 Oktober 2012, Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) UI Depok mengadakan diskusi dengan M. Sobary di sebuah Villa di Cisaruah, Bogor. Diskusi yang topiknya bertemakan “Peranan NU Dalam Mengahadapi Kondisi Bangsa Indonesia Sekarang “ membawa si pembicara mengatakan sebuah kata Subfersive yang pengertiannya adalah kritis terhadap suatu hal yang terjadi, khususnya terhadap kebijakan atau sesumbar suatu golongan tertentu, baik itu yang mengatasnamakan rakyat maupun mengatasnamakan pemerintahan maupun golongan tertentu yang bertingkah terlalu subjektif dengan rangsangan ideologi masing-masing yang seringnya justru menciderai kelompoknya sendiri dalam rangka membangun bangsa Indonesia. Cidera-cidera kelompok yang seringnya bertingkah normatif dan tidak relvan serta tidak menggunakan korelasi yang baik pada akhirnya akan merusak orientasi yang paling dalam dari sebuah cita-cita untuk membangun bangsa ke...

Sumpah Pemuda The Generation

Agent Of Primitive Tentu masih terngiang dibenak semua saudara sebangsa dan setanah air, rekan-rekan mahasiswa dan semua masyarakat akan kejadian bentrok fisik antar mahsaiswa UNM (Universitas negeri Malang) yang kemudian berlanjut dengan tewasnya dua korban jiwa dari Mahasiswa. Tindakan yang seringnya kita lihat di adegan film yang menampilkan kehidupan masyarakat primitif telah terjadi secara aktual dan ironinya hal tersebut terjadi di dunia pendidikan, yang lebih memalukannya hal tersebut terjadi di wilayah perguruan tinggi negeri yang tentunya mengususng Tridharma perguruan tinggi dan mendengungkan agent of change. Nilai-nilai kemanusiaan yang sering diteriakkan oleh mahasiswa hanya sebatas awang-awang atau utopia jika melihat kondisi mahasiswa yang labil seperti kajadian di kampus UNM. Morat-maritnya mental pelajar yang dibuktikan dengan rangkaian aksi tawuran pelajar dari sekolah menengah hingga sekolah tinggi menunjukkan belum sempurnyannya pendidikan moralitas di neger...