Satria Piningit dan
“Walang Sangit”
Politik
ibarat jenis permainan yang tidak pernah membuat jerah pemain dari permainan
tersebut dan justru memunculkan fantasi baru dalam mempermainkannya, sehingga
mengakibatkan para pemainnya merasa ketagihan untuk senantiasa bermain.
Politik memang hakikatnya
sebuah permainan, permainan yang menetukan hidup mati orang banyak. Tidak lain
karena tujuan permainan ini adalah kekuasaan tertinggi dan mayoritas untuk
menguasai kebijakan khalayak luas. Berbagai
fenomena pun kerap muncul dalam permainan ini, simbol-simbol keagungan yang
notabenenya adalah fantasi sering dikaitkan. Seperti halnya pencalonan Jokowi
untuk menjadi presiden Indonesia melalui Partai Demokrasi Perjuangan (PDIP)
merupakan bentuk strategi permainan yang pada akhirnya memicu banyak penafsiran
dan fantasi dari masyarakat luas. Seperti mitos Satria Piningit yang merupakan
bentuk fantasi rakyat akan datangnya seorang ratu adil menjadi salah satu
fenomena menarik dalam perjalanan politik 2014 ini, bahwa sebagian rakyat
percaya Jokowi adalah represantemen dari fantasi rakyat tersebut yaitu Satria
Piningit. Semangat mesianisme ini hampir ada di setiap zaman, dan biasanya
karena ketidakpuasan tehadap kondisi kepemimpinan sebelumnya. “Blusukan” yang
menjadi ciri Jokowi dalam kepmimpinanya rupanya menjadi kekuatan super dalam
rangka melesatkan laju manuvernya di dalam perpolitikan Indonesia.
Hal
ini menjadi indikator penting bahwa rakyat membutuhkan perhatian secara nyata
dari pemimpinnya melalui rangsangan yang nyata, yakni mendekatinya dengan
terjun langsung ke lapangan dan merealisasikan janji. Hanya saja apakah Jokowi
telah melakukan itu sehingga karir politiknya begitu cepat, melakukan
akselerasi “tingkat dewa”, dan hal ini tentunya menyebabkan kecemburuan dan
hujatan dari para lawan politiknya. Media pun menjadi salah satu faktor yang
dikambinghitamkan dalam pencapresan Jokowi oleh partainya PDIP tersebut.
“Walang sangit”
Politik
2014 ibarat politik “walang sangit” yang menyebarkan bau begitu luas ke
khalayak, di sini “walang sangit” adalah perumpamaan untuk mereka para calon
penguasa yang memanfaatkan jasa dalam rangka memenangkan suaranya melalui poling
dalam survei, dalam hal ini tentunya adalah pencitraan para politikus tersebut.
Jokowi adalah salah satunya, bisa jadi dia bukan Satria Piningit tetapi “Walang
Sangit” yang menang suara karena berhasil memanfaatkan media yang ada untuk
menjadi populer, terlepas dari program blusukannya yang mengundang perhatian dari
semua pihak.
Masing-masing
pemimpin punya karakter yang mengundang banyak simpati dari para pemilih
nantinya. Fenomena-fenomena yang ada di tahun politik ini merupakan bentuk
dinamika perpolitikan yang umum terjadi di negara demokrasi. Untuk itu melihat
kasus Jokowi apakah dia menjadi Populer karena sosoknya sebagai idaman rakyat
melalui bentuk fantasi Satria Piningit apakah dia memang benar-benar “Walang
Sangit” tentu kita harus melihatnya sebagai bentuk strategi permainan di tahun
politik ini.
Oleh karena
itu, patutnya masyarakat semakin cerdas dengan memahami calon pemimpin yang
akan dipilihnya nanti. Bukan sebatas sosok populis layaknya artis tapi non
kontributif, bukan pula sosok yang pengingkar janji, pilihlah sosok yang mampu
mewujudkan fantasi yang memang di idamkan oleh rakyat. Hanya saja pertanyaannya apakah ada sosok yang demikian
ketika hampir semua calon penguasa yang ada dibesarkan oleh media dan poling
survei yang kadang tidak mewakili banyak orang dan cenderung subjektif. Untuk itu
Satria Piningit dan “Walang Sangit” benar-benar samar untuk dibedakan.
Tidak
perlu teori kepemimpinan yang njlimet tetapi
pada akhirnya tidak diterapkan, di tahun 2014 ini masyarakat membutuhkan uluran
tangan dari pemimpin yang tegas dan peduli. Bangsa ini masih dalam pesakitan
utamanya arus asing yang begitu kuat, masih banyak faktor vital berupa
pertambangan dan perkebunan yang sejatinya mampu menjadi penyokong
kesejahteraan rakyat masih dikelolah oleh asing dan ironisnya banyak penguasa
yang tidak mampu berkutik bahkan menjadikannya rekanan.
Dengan demikian sosok “Satria
Piningit” yang merupakan fantasi rakyat di hampir setiap periode kehidupan
manusia adalah sosok yang tegas terhadap kebijakan dan peduli terhadap
rakyatnya, bukan sosok yang mengandalkan kepopuleran melalui media “Walang
Sangit”. Karena dengan ketegasan yang ada apa yang seharusnya kita miliki dan
tersalurkan ke rakyat dapat terealisasikan.
Comments
Post a Comment