Skip to main content

Posts

Showing posts from 2015

Gunung Bongkok: 90 Derajat Kerinduan

Mengapa harus dilepas, bukankah yang terbang takkan kembali kecuali kau memungutnya. Sedangkan kebanyakan dari kita hanya diam. Perjalanan dimulai siang itu 18 April 2015, dari sebuah perumahan di Cikarang Utara saya menuju stasiun Lemah Abang untuk berangkat ke Purwakarta. Sebelumnya sudah berkordinasi dengan kawan-kawan UI yang hendak ikut, Egi dan Kiki. Egi si anak Psikologi sudah biasa mendaki gunung sedangkan Kiki anak keperawatan yang sejak lama ingin diajak naik gunung. Siang itu yang cukup panas namun tetiba saja mendung disusul gerimis, beruntung saya sudah sampai di LA station (sebutan keren untuk stasiun Lemah Abang). Saya sudah sarankan pada mereka untuk berangkat dari Depok menuju stasiun Kota jam 11 agar dapat tiket Kereta Lokal Purwakarta, tapi entah mengapa mereka “ngeyel” tidak datang lebih awal ya akhirnya sampai stasiun Kota sudah pukul 1 siang lebih padahal kereta berangkat pukul 12.45. Akhirnya mereka terlambat dan yang gelisah bukan mereka saja tapi saya ya

Tuhan Tak Pernah Iseng

Melukis hidup, ya setiap orang akan melukis hidupnya entah dengan tema apa dan warna apa. Kehidupan memiliki beragam versi ada yang penuh perjuangan dan mungkin sekedar mengandalkan warisan. Belum genap setahun dilepas di kehidupan nyata pasca kelulusan dari sebuah universitas, saya menemukan beragam fenomena yang menggugah selera, baik itu tentang orang lain maupun pengalaman bagi diri. Peta misterius kehidupan agaknya tidak cukup dipahami hanya berdasarkan teori atau motivasi-motivasi yang marak di televisi. Ia akan lebih terasa saat kita mampu menghadapi beragam tantangan ataupun pilihan dalam kehidupan. Kok panjang banget ya pengantarnya, yang jelas kita semua pernah dan akan mengalami beragam warna dalam hidup ini dengan bobot yang berbeda tentunya. Dimulai dari seorang satpam yang saya temui di sebuah tempat, ia bercurhat sambil berkaca-kaca matanya. Seorang satpam yang mendatangi saya saat sedang duduk untuk sekedar ngobrol ngalor-ngidul sampai akhirnya dia menceritakan diriny