Skip to main content

Posts

Showing posts from 2012

Darah Perjuangan

                      Gelar Pahlawan Bisu Memaknai hari pahlawan pada 10 November merupakan bentuk seremonial yang tiada guna jika kita hanya memperingati pahlawan yang telah gugur secara seremonial semata, peringatan hari pahlawan tentunya harus dibarengi dengan perenungan secara mendalam serta merefleksikan sikap yang dilakukan terhadap bangsa dan negara selama ini. Kerika pahlawan dengan gigihnya melawan penjajahan serta harus mengorbankan apa yang dimiliki demi menemukan hakikat kemerdekaan secara fisik, tetapi generasi selanjutnya justru menggadaikan pelbagai harkat dan martabatnya serta bentuk kedaulatannya dalam sistem penjajahan model baru. Kedaulatan dan Kesejahteraan Tidak perlu memahami teori penjajahan atupun analisis yang matang tentang apa itu sebuah kedaulatan, negara Indonesia bagaimanapun belum sepenuhnya menjadi negara merdeka ketika aset-aset asing bercokol di negeri ini. Tak perlu ragu bahwa Freeport dan Newmont serta perusahaan minyak asal Amerika d

Perdamaian Lampung

Konflik yang terpelihara di Lampung atau “sengaja dipelihara” semestinya mendapat perhatian serius dari pemerintahan pusat sebagai bentuk tanggung jawab akan program transmigrasi ke daerah lain. Kemelut yang terjadi sedikit banyak disangkutpautkan dengan unsur SARA (Suku, Ras, dan Antar Golongan) ini tentu akan merugikan semua pihak. Jawa, Bali, ataupun masyarakat asli Lampung tidak bisa dibiarkan saling mengucurkan darahnya dan harus segera dilakukan mediasi antara pihak yang berkonflik. Apa yang terjadi di Kalianda, Lampung Selatan, merupakan beberapa rangkaian konflik yang melanda wilayah Lampung dimana sebelumnya terjadi di Mesuji terkait kasus lahan perkebunan dan menewaskan beberapa orang serta di Tulang Bawang terkait kasus tambak udang plasma yang berujung pada pemadaman listrik selama sebulan lebih. Lampung Selatan yang terdiri elemen masyarakat dan beragam suku non lokal seperti Jawa dan Bali, orang Jawa dan Bali ini berasal dari daerahnya masing-masing sebelum terlibat

Point Of View Pertunjukan Wayang Kulit: Lakon Kumbakarno Gugur Dalam Kaitannya dengan Kehidupan Politik Berbangsa dan Bernegara di Indonesia

Pendahuuan Wayang sebagai kebudayaan nasional memiliki sejarah panjang dalam berbagai konteks dan dinamika kehidupan di Nusantara hingga menjadi negara yang bernama Indonesia. Menjadi alat ritual sesembahan terhadap dewa, menjadi alat dakwah, menjadi alat seni pertunjukan untuk menghibur masyarakat, hingga menjadi alat kekuasaan orang-orang yang berkuasa yang  berusaha memanfaatkannya, baik untuk suksesi diri dan golongannya maupun penanaman ideologi kepada orang lain melalui wayang. Dinamika perpolitikan di negri ini pun ada kalanya selalu dikaitkan dengan kehidupan dalam dunia wayang, baik itu nilai-nilai moralitas dalam wayang hingga hakikat penciptaan manusia dan kehidupan berbangsa dan bernegara yang sering di gambarkan dalam  wayang. Beberapa tokoh pergerakan nasional sering juga mengidentitaskan dirinya sebagai salah satu tokoh wayang yang tentunya dapat disimpulkan bahwa ia mencita-citakan dirinya sebagai orang yang ideal layaknya dalam kehidupan wayang ataupun sekedar