Skip to main content

Curug Bengkelung, Geopark Mini di Selatan Pekalongan



Pekalongan tak kehabisan dengan objek wisata favorit, hal ini tak lepas dari munculnya spot-spot wisata baru yang memang tersebar di kabupaten ini. Wilayah utara berbatasan dengan pantai (Laut Jawa) dan wilayah selatan merupakan daerah perbukitan hijau yang luas yang tentu menyimpam sejumlah potensi pariwisata.

Salah satu yang baru-baru ini menjadi daya tarik sejumlah wisatawan adalah Curug Bengkelung yang terletak di bagian selatan Kabupaten Pekalongan. Eksotisme alam berusaha ditawarkan tempat wisata ini, yakni perpaduan air terjun dan tebing berbatu yang alami.

Meski terletak di daerah perbukitan, kerja sama masyarakat dan dinas pariwisata cukup baik sehingga potensi wisata yang sebelumnya kurang dikenal ini makin diminati, di antaranya adalah pembangunan akses jalan ke Curug Bengkelung yang begitu terawat serta adanya loket resmi untuk pembelian tiket para travelermenjadikan objek wisata ini nyaman dan terkondisikan tanpa calo atau preman.

Sejumlah fasilitas pun dibangun oleh pihak pengelola dengan tujuan membuat nyaman pengunjung dan memanjakannya. Di antaranya adalah tempat ibadah, kantin, dan spot-spot foto yang kreatif. Tak lupa, pengelola juga menyediakan sejumlah tempat sampah yang tentu saja membuat tempat ini tetap terjaga kebersihannya.

Memasuki kawasan Curug Bengkelung, pengunjung disuguhkan pemandangan air terjun yang wah mengalir di bawah tebing bebatuan. Menurut referensi dari ilmu kebumian, batuan yang menjulang tersebut sejenis batuan lempung  ataupun batuan sedimen yang mengalami proses alami dalam waktu lama. Tentu saja ini menambah keeksotisan tempat ini, layaknya mini geopark.

Selain itu aliran air yang tenang dengan kedalaman air 0-2 meter cukup ramah bagi pengunjung untuk bermain di sekitar curug ini.
Tulisan besar "Bengkelung Park" agaknya cukup mengganggu suasana hati para pemuja spot alami, namun tulisan yang terpampang tersebut tidaklah permanen sehingga tak merusak keasrian lingkungan di sini. Justru menjadi daya tarik bagi fotografer dalam mengabadikan momen. Di seberang curug juga terdapat jembatan bambu yang ikonis yang bisa dijadikan spot foto menarik atau sekedar dijadikan tempat berdiri untuk menyaksikan Curug Bengkelung dari kejauhan.

Jika diamati, pihak pengelola sedang mengembangkan spot-spot lain yang masih berada di satu area. Seperti pembuatan jalan menuju goa, air terjun lain, maupun spot sejarah berupa punden berundak.

Tentu saja Curug Bengkelung bisa dijadikan Anda dan keluarga untuk tujuan wisata selanjutnya di akhir pekan ini.



(Diterbitkan di Detik.com : https://m.detik.com/travel/dtravelers_stories/u-4717602/geopark-mini-dari-pekalongan)














Comments

Popular posts from this blog

Makhluk Paradoksal Itu Bernama Prabu Watu Gunung

Prabu Wat u G unu ng : Sebuah Tragedi Moralitas Perkawinana Anak dan Ibu Latar Belakang Indonesia yang merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan jumlah pulau lebih dari 17.000 pulau, dan tentunya memiliki keanekaragaman hayati yang luar biasa, begitu juga dengan keanekaragaman masyarakat yang masing-masing memiliki karakteristik yang berbeda, sehingga melahirkan budaya-budaya yang beranekaragam pula dengan nilai yang tak terhingga. Nenek moyang bangsa Indonesia adalah manusia yang penuh dengan kekreativitasan dalam berkarya seni dan pandai dalam memaknai dan mengelolah segala yang ada di alam sekitar. Bukti-bukti sejarah telah memberikan pemahaman akan hal tersebut, baik itu dalam bentuk situs seperti candi maupun peninggalan lain dalam bentuk tulisan yang terangkai indah dalam prasasti maupun teks-teks yang terwariskan. Hal ini tentunya bertolak belakang dengan kondisi masy a rakat sekarang yang cenderung bangga terhadap budaya asing yang terkesan lata .

Point Of View Pertunjukan Wayang Kulit: Lakon Kumbakarno Gugur Dalam Kaitannya dengan Kehidupan Politik Berbangsa dan Bernegara di Indonesia

Pendahuuan Wayang sebagai kebudayaan nasional memiliki sejarah panjang dalam berbagai konteks dan dinamika kehidupan di Nusantara hingga menjadi negara yang bernama Indonesia. Menjadi alat ritual sesembahan terhadap dewa, menjadi alat dakwah, menjadi alat seni pertunjukan untuk menghibur masyarakat, hingga menjadi alat kekuasaan orang-orang yang berkuasa yang  berusaha memanfaatkannya, baik untuk suksesi diri dan golongannya maupun penanaman ideologi kepada orang lain melalui wayang. Dinamika perpolitikan di negri ini pun ada kalanya selalu dikaitkan dengan kehidupan dalam dunia wayang, baik itu nilai-nilai moralitas dalam wayang hingga hakikat penciptaan manusia dan kehidupan berbangsa dan bernegara yang sering di gambarkan dalam  wayang. Beberapa tokoh pergerakan nasional sering juga mengidentitaskan dirinya sebagai salah satu tokoh wayang yang tentunya dapat disimpulkan bahwa ia mencita-citakan dirinya sebagai orang yang ideal layaknya dalam kehidupan wayang ataupun sekedar