Skip to main content

Menepi ke Curug Dhuwur


Tanggal 17 Mei 2017 saya dan Widodo kembali merencanakan perjalanan, kali ini kami merencanakan untuk pergi ke Curug Dhuwur di Pemalang Selatan. Seminggu sebelumnya kami sudah merencanakan, tujuan awal kami Bukit Samoan dan Curug Dhuwur sayangnya waktu menuju Bukit tersebut kami putuskan di tengah jalan untuk tidak melanjutkan karena sudah sore dan kami tidak membawa bekal ditambah cuaca hujan. Akhirnya kami tak mendapatkan keduanya.  Curug Dhuwur Lokasi lebih tepatnya berada di Desa Wanarata Kecamatan Bantar Bolang Kabupaten Pemalang. Setelah sebelumnya janjian untuk berangkat pukul tujuh namun rencana smpat molor karena suatu hal sehingga kami berangkat dari Kota Comal pukul delapan.

Dengan mengendarai kendaraan roda dua kami menuju lokasi tujuan yang memakan waktu sekitar satu setengah jam. Selama perjalanan seperti biasanya kami disuguhi pemandangan indah di wilayah Pemalang Selatan, sawah membentang, hutan jati, kebun jagung, dan hutan pinus serta kokohnya gunung Slamet yang terlihat dari kejauhan. Selama perjalanan itu pula kami sempat meenuju “hutan mati” yang ada di area perhutani Kabupaten pemalang. Saya sebut “hutan mati” karena sebagian besar tanaman  yang berdiri tidak memiliki daun karena rontok  dan batangnya kering  (meranggas). Setelah mampir sejenak di “hutan mati” kami bergegas menuju Curug Dhuwur. Jalan menuju Curug Dhuwur berada di akses Pemalang-Purbalingga hanya saja ketika sampai di sekitar Pasar Pegiringan jika dari arah Kota Pemalang belok kiri dan lurus terus hingga menemukan Desa Wanarata.

 Hanya saja jalan menuju tempat ini belum begitu diperhatikan sehingga masih ditemukan jalan yang rusak di dekat lokasi. Ditambah tempat potensial pariwisata ini belum dikelola dengan baik, sehingga untuk menuju lokasi tidak ditemukan loket karcis ataupun tempat parkir yang diolah resmi. Kendaraan pengunjung dititipkan di halaman rumah warga. Setelah menitipkan kendaraan, kita harus menempuh perjalanan sekitar setengah jama menuju Curug Dhuwur, melewati halaman sawah yang luas dan hutan pinus serta melipir punggung bukit. Harap berhati-hati saat berjalan karena di beberapa tiitik ada bibir jurang yang cukup terjal. Menjelang sampai di lokasi  air terjun kita juga harus menuruni jalan yang cukup terjal dan licin jika hujan. Untuk itu jangan sampai terlena dengan keindahan yang ada dan tetap berhati-hati.


Tempat yang tersembunyi dengan akses yang cukup menarik saya kira menjadi nilai lebih Curug Dhuwur. Apalagi lokasinya yang tak begitu jauh dari Pantura dibadingkan dengan Curug Bengkawah atau Curug Cibedil menjadikan Curug ini terdekat dari Kota Pemalang. Untuk itu alangkah baiknya lokasi ini dikembangkan Pemda menjadi detinasi pilihan Pemalang. 





























Comments

Popular posts from this blog

Curug Bengkelung, Geopark Mini di Selatan Pekalongan

Pekalongan tak kehabisan dengan objek wisata favorit, hal ini tak lepas dari munculnya spot-spot wisata baru yang memang tersebar di kabupaten ini. Wilayah utara berbatasan dengan pantai (Laut Jawa) dan wilayah selatan merupakan daerah perbukitan hijau yang luas yang tentu menyimpam sejumlah potensi pariwisata. Salah satu yang baru-baru ini menjadi daya tarik sejumlah wisatawan adalah Curug Bengkelung yang terletak di bagian selatan Kabupaten Pekalongan. Eksotisme alam berusaha ditawarkan tempat wisata ini, yakni perpaduan air terjun dan tebing berbatu yang alami. Meski terletak di daerah perbukitan, kerja sama masyarakat dan dinas pariwisata cukup baik sehingga potensi wisata yang sebelumnya kurang dikenal ini makin diminati, di antaranya adalah pembangunan akses jalan ke Curug Bengkelung yang begitu terawat serta adanya loket resmi untuk pembelian tiket para travelermenjadikan objek wisata ini nyaman dan terkondisikan tanpa calo atau preman. Sejumlah fasilitas pun ...

Cerahnya Langit Kerinci di Awal Tahun 2019

Gunung Kerinci bagi sebagian orang tentu menjadi tempat yang menyeramkan untuk didaki, mengingat gunung ini adalah gunung berapi tertinggi di Indonesia dengan ketinggian mencapai 3805 MDPL. Ditambah lagi kini sudah memasuki musim penghujan yang tentu banyak ancaman dari alam yang mengintai kapanpun, seperti longsor dan petir. Namun hal itu tidak menyurutkan sejumlah pendaki untuk menikmati pergantian malam tahun baru 2019 di atap Sumatra itu. Bisa dikatakan mereka berusaha menolak rasa takut akan berbagai hal buruk yang kapanpun datang di musim hujan ini. Di sisi lain sebagai gunung yang tinggi, Kerinci memiliki medan yang cukup berat dan khas yang tentunya tidak mudah ditaklukkan. Namun ada Kuasa Tuhan di sini, berdasarkan pengamatan kami selama mengikuti pendakian Kerinci bersama sebuah komunitas pendaki asal Jakarta dan Lampung dari tanggal 31 Desember 2018 hingga 1 Januari 2019 langit tampak cerah dan hampir setiap pos pendakian terisi penuh sejumlah pendaki yang men...

Sumpah Pemuda The Generation

Agent Of Primitive Tentu masih terngiang dibenak semua saudara sebangsa dan setanah air, rekan-rekan mahasiswa dan semua masyarakat akan kejadian bentrok fisik antar mahsaiswa UNM (Universitas negeri Malang) yang kemudian berlanjut dengan tewasnya dua korban jiwa dari Mahasiswa. Tindakan yang seringnya kita lihat di adegan film yang menampilkan kehidupan masyarakat primitif telah terjadi secara aktual dan ironinya hal tersebut terjadi di dunia pendidikan, yang lebih memalukannya hal tersebut terjadi di wilayah perguruan tinggi negeri yang tentunya mengususng Tridharma perguruan tinggi dan mendengungkan agent of change. Nilai-nilai kemanusiaan yang sering diteriakkan oleh mahasiswa hanya sebatas awang-awang atau utopia jika melihat kondisi mahasiswa yang labil seperti kajadian di kampus UNM. Morat-maritnya mental pelajar yang dibuktikan dengan rangkaian aksi tawuran pelajar dari sekolah menengah hingga sekolah tinggi menunjukkan belum sempurnyannya pendidikan moralitas di neger...