Surga
dan Air Mata di Karimata
Tanggal
13 Juni – 26 Juli 2012 merupakan waktu dimana Saya mengikuti program kuliah kerja nyata Universitas Indonesia (K2N UI) yang mana Saya di tempatkan di wilayah Desa Padang
Kecamatan Kepulauan Karimata Kabupaten Kayoung Utara Kalimantan Barat. Sebuah
wilayah yang berada di dekat perairan laut Cina Selatan dan sekitar 8-10 jam waktu yang dibutuhkan ke Pulau Belitung dan juga Pontianak .
Pada tanggal 13 Juni – 19 Juni 2012 untuk sementara saya dan rekan-rekan
mendapat pembekalan materi dan mental di Mako Marinir Cilandak hingga akhirnya
setelah mendapat pembekalan yang cukup kami pun harus berangkat menuju ke
lokasi K2N UI menggunakan KRI Teluk Celukan Bawang yang merupakan kapal perang
milik TNI AL sebagai bagian dari pertahanan negara Indonesia.
Cerita dari Karimata
Fajar baru saja menampakkan diri, tiba-tiba terdengar
suara keras dari haluan kapal yang tidak lain adalah jangkar KRI Teluk Celukan
Bawang yang di tancapkan di dasar laut sekitar pulau Serutu kabupaten Kayong
Utar Kalimantan Barat yang tidak jauh dari perairan internasional Laut Cina
Selatan. Tanggal 22 Juni tepatnya kami berada di perairan pulau Serutu untuk
kemudian di jemput perahu motor milik penduduk Karimata, dimana desa Padang di
kecamatan kepulauan Karimata adalah titik lokasi dari tempat pengabdian kami
untuk menjalankan program Kuliah Kerja Nyata UI 2012 (K2N UI).
Di desa Padang Kecamatan Kepulauan Karimata ada 23 peserta
K2N UI yang terbagi atas empat dusun yaitu Dusun Tanjung Eru, Pantai Lestari,
Benteng Jaya, dan Sungai Abun. Awalnya yang diturunkan pada tanggal 22 Juni
terdiri dari sekitar 46 peserta yang kemudian diangkut ke pulau Serutu, Pulau
Pelapis, dan Desa Betok, dan Desa Padang. Untuk yang Betok dan Pelapis sebelum
ke titik lokasi K2N meraka menginap dulu di Desa Padang untuk mengikuti
kegiatan upacara pembuakaan K2N UI secara Nasional yang di hadiri oleh bupati
Kayong Utara (Hildi hamid) dan komandan Armabar (Laksda TNI Sadiman SE) serta pihak
UI yang dihadiri oleh ketua pelaksana K2N UI (Dra Sri Murni M. Kes), Direktur
Kemahasiswaan (Dr. Kamarudin), dan Kasubdit Pengayaan dan softskill mahasiswa
(Arman Nefi). Acara sambutan begitu meriah dan memotivasi kami untuk mampu
beradaptasi hingga batas waktu yang telah ditentukan yakni sebulan menjalankan
program.
Ada beberapa program yang dibawa ke desa Padang yang tidak
lain adalah Rumah Kreatif, Pencerahan Hukum, Kesehatan Untuk Semua, Kesehatan
Lansia, Kampung Berseri. Masing –masing menjalankan programnya dengan seoptimal
mungkin, dimana di desa Padang sendiri masih banyak kasus yang sangat erat
kaitannya dengan program-program tersebut seperti masih tersebarnya bibit
penyakit seperti Malaria, masih banyaknya sampah di sekitar jalan, kurangnya fasilitas
pendidikan yang hanya ada sekolahan dasar hingga sekolah menegah pertama, serta
kasus ketidak milikan sertifikat tanah maupun kartu tanda penduduk. Masyarakat
disini bergantung pada musim dan fokus hanya pada pendapatan laut. Mungkin
karena kurang adanya sosialisasi pengelolaan hasil darat seperti pertanian dan
perkebunan menjadikan kurangnya skill bertanam, kasus yang utama adalah masih
berstatusnya pulau Karimata sebagai cagar alam sehingga sangat terbatas mereka
mengelolah lahan hutan.
Pulau Karimata yang masuk dalam Kabupaten Kayong Utara
awalnya merupakan wilayah Kabupaten Ketapang sampai akhirnya terjadi pemekaran
dan sekarang memasuki usia yang ke – 5. Meski masuk dalam daftar kabupaten baru
tetapi kebijakan pemerintahannya dinilai sangat positif dimana terdapat program
kesehatan dan pendidikan gratis serta seragam sekolah gratis. Hanya saja karena
notabenenya wilayah Karimata terpencil sehingga membuiat masyarakatnya enggan
melanjutkan sekolah lanjutan di kabupaten yang jaraknya teramat jauh dengan
menggunakan perahu motor selama 8-12 jam untuk ke Sukadana, Ketapang, maupun
Pontianak.
Melihat hal demikian kami merasa miris sebagai warga
pelajar dari ibu kota yang segala fasilitas pendidikan sangat terjangkau namun
kadang tidak dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Setelah kami datang kesana
kami menyadari bahwa wilayah Karimata merupakan wilayah yang teramat indah dan
sangat potensial baik bawah lautnya yang memiliki keindahan luar biasa dan
potensi ikan yang melimpah serta keindahan daratnya yang masih perawan seperti
pemandangan gunung cabang yang terkenal dengan cerita bidadari yang mandi di
puncak gunung. Sebagai Kabupaten baru tentunya Kayong utara membutuhkan bantuan
yang lebih intensif dari pemerintah pusat untuk mengembangkan wilayah ini.
Kedatangan peserta K2N UI tentunya tidak merubah segalanya
apalagi melihat kami yang masih perlu belajar lebih banyak terhadap segala
sesuatu, justru masyarakat Karimata lah yang mampu mengubah karakter kami untuk
lebih cinta kepada negeri ini dan lebih giat belajar dan serius dalam
melaksanakan sesuatu demi terciptanya Indonesia yang tetap bersatu dalam
naungan NKRI. Tentunya program sebulan yang bisa di bilang program instan dari
mahasiswa UI di K2N UI tentunya berbeda dengan program yang dilakukan dalam
jangka panjang, namun demikian setidaknya kami telah memberikan setetes
keringat terhadap sahabat-sahabat kami di Karimata yang terpencil ataupin
sengaja di pencilkan.
Hingga akhirnya kami harus segera berkemas dan meninggalkan
Karimata pada tanggal 18 Juli 2012 karena KRI Teluk Celukan Bawang sudah
menjemput kami. Tetesan air mata dari masyarakat yang senantiasa kami sapa
ketika menjalankan program-program terus jatuh ke tanah begitu juga dengan kami
yang seolah-olah tak ingin berpisah dari mereka karena sudah menganggap mereka
layaknya keluarga. Satu bulan memang waktu yang singkat untuk mengabdi tetapi
kami sedari awal sudah memupuk benih persaudaraan kepada mereka sehingga
perpisahan kami dengan mereka amatlah mengharukan.
Mulai dari kerja bakti, belajar, mengaji, berladang, maupun
naik sampan kami lakukan bersama mereka. Tentunya itu hanya beberapa kecil
kenangan yang ada, intinya kami berusaha memabaur bersama mereka dalam segala
kegiatan yang bertujuan membangun wilayah desa Padang dengan kemampuan yang
kami miliki. Yang jelas dapat dikatakan ilmu yang kita tuntut selama ini di
kampus belumlah lengkap ketika tidak diaplikasikan dalam kehidupan
bermasyarakat. Kuliah kerja Nyata UI yang selama ini di fokuskan ke daerah
terpencil memang sangatlah bermanfaat untuk peserta K2N maupun lokasi yang
dijadikan program K2N UI. Salam dari Kami untuk Karimata.
Cerita singkat di atas merupakan usaha
penulis untuk mengggambarkan dinamika kehidupan masyarakat yang tinggal di
Pulau Karimata yang perlu diperhatikan jika ingin memajukan wilayah ini.
Kondisi Alam
Bagaimanapun Pulau Karimata adalah pulau
yang di anugerahi keindahan alam yang begitu melimpah oleh Tuhan Yang Maha
Kuasa. Pantai berpasir putih sepanjang pantai di pulau Karimata, Bukit-bukit
nan indah, penduduk yang ramah, dan ketrampilan masyarakat dalam berkreasi dan
berseni merupakan aspek yang menambah keindahan Pulau Karimata. Oleh karena itu
perlu adanya peningkatan promosi pemerintah daerah terhadap wilayah ini yang
notabenenya belum terkenal layaknya Bali, Raja Ampat, maupun Sumbawa. Promosi
yang ada tentunya dengan mengenalkan Pulau Karimata di kanca nasional maupun
Internasional dan melakukan pembenahan fasilitas seperti halnya transportasi
menuju daerah tujuan yang masih sedikit.
Setiap pagi, karena saya tinggal di sebuah
rumah milik Bapak Keju yang berada di atas Pantai maka yang dapat saya lihat
adalah pemandangan yang luar biasa indahnya, dimana di kala pagi air laut
mengalami tingkat kesurutan yang tinggi sehingga air laut yang ada pada malam
hari seolah-olah menghilang digantikan pasir putih dan kerang-kerang yang
terlihat di kala pagi serta lumpur hitam. Para Ibu dan Bapak nelayan sekitar,
termasuk bapak angkat saya selama K2N di tempat tersebut juga turun ke pantai
guna mencari ikan ataupun kepiting, dan tentunya menuju ke kerambah ikan yang
dimilikinya untuk memberi makan ikan peliharaannya yakni ikan kerapu macan,
kerambah ikan sendiri berada jauh dari Pantai sehingga harus dikunjungi dengan
sampan. Berhubung setiap pagi surut maka sampan pun harus didorong menuju ke
tempat yang digenangi air. Dari tengah laut rumah orang tua angkat saya yang
berbentuk rumah panggung pun terlihat indah, tentu saja terlihat indah karena
berdiri kokoh meski setiap malam ketika air laut pasang dan ombak datang menerjang tidak terjadi kerusakan.
Suara-suara ombak lautan di bawah rumah kami justru menjadi suara penghibur
menjelang tidurnya kami. Bukan hanya saya mahasiswa yang tinggal di rumah
pak Keju, tetapi ada satu mahasiswa lagi yang menjadi teman baik saya selama
tinggal di rumah Pak Keju, namanya adalah Ady yang juga mahasiswa dari UI.
Mereka semua sudah seperti keluaga kandung saya sendiri, saling membantu dan
saling mendukung dalam setiap kegiatan merupakan hal-hal yang tidak pernah
terlupakan bersama keluarga baru ini.
Kehidupan sederhana adalah hal yang berkesan
selama hidup bersama bapak Keju
sekeluarga yang memiliki Istri bernama Ibu Siti dan tiga orang anaknya yang
bernama Rinto, Pinto, dan Annisa yang juga selalu menghibur kami di kala kami
sedang banyak tugas untuk dikerjakan untuk kegiatan Kuliah Kerja Nyata disana.
Saya sendiri tergabung dalam program Rumah Kreatif yang tujuannya adalah
meningkatkan kekreatifitasan dan meningkatkan pengetahuan masyarakat khususnya
anak-anak di wilayah program K2N, dimana disana dipilih sebuah tempat untuk
dijadikan basecamp rumah kreatif dan perpustakaan mini dengan
buku-bukunya yang sudah kita bawa dari UI dengan jumlah ratusan buku baik fiksi
maupun non fiksi.
Yang tidak bisa terlupakan selain dari
pemandangan alam yang begitu indah di pulau Karimata adalah saat-saat dimana
saya dan anak-anak bermain bersama, belajar bersama, dan merenungkan suatu
permasalahan bersama. Semua begitu indah dan susah untuk dilupakan. Hingga air
mata kesedihan pun tumpah diantara kita ketika saya dan rekan-rekan K2N UI
meninggalkan Pulau ini.
Cerita yang bisa saya tulis tentang
kondisi anak-anak disana tentunya cerita bahwa anak-anak disana merupakan
anak-anak yang hebat dan penuh semangat serta mau belajar keras, baik itu
pelajaran umum maupun pelajaran agama, serta belajar kesenian dan sastra. Anak
–anak di desa Padang kecamatan Kepulauan Karimata kabupaten Kayoung Utara
Kalimantan Barat ini memang berada di lingkungan yang terbatas fasilitasnya dan
fasilitas yang ada tentunya susah dibandigkan dengan kondisi yang ada di Jawa,
dimana di wilayah ini tidak ada jaringan telekomunikasi karena tidak adanya
tower seluler dan juga tidak adanya listrik selain dari mesin Diesel yang
menyala dari jam 18.00 wib-22.00 wib. Meskipun fasilitas yang terbatas, semua anak-anak disini pada dasarnya bangga
menjadi warga pulau Karimata yang tenang, damai, dan indah. Anak-anak disini
justru memberikan pelajaran berharga bagi saya tentang bagaimana menjadi orang
yang semangat dan menjaga senyum di tengah-tengah keterbatasan hidup yang ada.
Di wilayah ini fasilitas pendidikan pun terbatas dan hanya sampai ke jenjang
SD-SMP yang jumlahnya pun sedikit dan tidak terjangkau jaraknya bagi anak-anak
yang berada di dusun yang jauh dari pusat desa, sebut saja Dusun Sungai Abun
yang jaraknya sekitar 2 jam perjalanan kaki atau sekitar setengah jam
perjalanan sepeda motor dengan melewati rimbunan hutan dan semak belukar yang
sepi, sehingga dari tim rumah kreatif mengadakan kunjungan ke dusun Sungai Abun
untuk menjangkau anak-anak disini terkait dengan pendidikan. Dusun Sungai Abun merupakan
salah satu dusun dari ke-empat dusun di Desa Padang yang terdiri dari Dusun
Pantai Lestari, Dusun Tanjung Eru, Dusun
Benteng Jaya, dan yang terjauh adalah Dusun Sungai Abun. Dusun Pantai Lestari
adalah pusat pembelajaran SD-SMP di Desa Padang. Bagi anak-anak yang sudah
lulus SMP jika ingin melanjutkan ke tingkat SMA maka harus menuju ke wilayah
Pontianak, Sukadana, maupun Belitung selain perjalanannya yang cukup jauh yakni
sekitar 8 jam perjalanan perahu motor, mereka juga secara otomatis harus
menjadi anak kos.
Pendidikan di wilayah kabupaten Kayoung
Utara merupakan program yang digratiskan baik itu biaya sekolah maupun seragam
sekolah, hanya saja ketika melihat Desa Padang yang sekolahnya hanya sampai
tingkat SMP dan khususnya dusun Sungai Abun, saya dan rekan-rekan K2N sangat
miris melihat anak-anak dimana
di dusun Abun banyak yang seharusnya sudah memasuki usia sekolah tetapi tidak sekolah sehingga tidak bisa membaca dan menulis, salah satu
penyebabnya adalah jauhnya sekolah yang mereka tuju. Melihat hal ini program rumah Kreatif
mengadakan kunjungan ke wilayah ini dan melakukan berbagai kegiatan seperti
belajar membaca dan menulis serta menggambar. Memang harus bekerja keras dan
berusaha sabar karena waktu yang singkat dan mengajari adik-adik kita mulai
dari nol, dimana semuanya belum bisa mengenal huruf latin padahal usianya sudah
cukup umur yakni dari 6-12 tahun. Diantara mereka ada yang cepat tanggap
seperti halnya anak yang bernama Anton, Adi dan Kamelia, ada juga diantara
mereka yang susah untuk menuliskan sebuah huruf hingga harus di ulang berpuluh
kali seperti anak yang bernama Siti, adik kami yang bernama Siti mengalami
kendala menulis huruf latin dan semoga ini bukan karena Disleksia melainkan
karena baru belajar menulis.
Semoga
pemerintah sekitar cepat tanggap dengan segera merealisasikan pembangunan
sekolah di Sungai Abun, ataupun memberikan solusi lain seperti memberikan
transportasi kendaraan angkut siswa secara gratis. Bagaimanapun adik-adik kita
di dusun Sungai Abun adalah anak bangsa yang hendaknya mendapatkan hak untuk
mendapatkan pendikan, yang tentunya akan memajukan tanah kelahirannya yakni
Desa Padang Kecamatan Kepulauan Karimata Kabupaten Kayoung Utara Kalimantan
Barat.
Anak-anak di dusun Sungai Abun
Melihat
wajah-wajah anak ini sebagai saudara kita sebangsa dan setanah air yang berada
di wilayah terpencil, tentunya dari lubuk hati yang terdalam, saya dan rekan-rekan
belum sepenuhnya rela meninggalkan mereka untuk belajar sendiri, meninggalkan
senyum mereka, meninggalkan tawa mereka, bahkan meninggalkan tangis mereka.
Semuanya berjalan apa adanya, bagaimanapun saya dan rekan-rekan adalah bagian
dari sebuah program yang memiliki jangka waktu kegiatan yakni K2N (Kuliah Kerja
Nyata UI), tetapi itu bukan sebuah alas an karena ada niatan kami untuk
berkunjung kembali dan bertemu masyrakat sekitar (entah kapan), apalagi ketika
kembali kesana kami melihat semua anak-anak pulau Karimata sudah mengenyam
pendidikan dengan baik, dan sudah bisa membaca dan menulis dengan baik dan
benar. Semoga Niat baik kami terwujud. Amin
Penutup
Wilayah
Negara Indonesia yang luas ini bukanlah Negara yang dipisahkan dengan lauatan,
melainkan lautan adalah penyatu dari
daratan-daratan yang terpencar dari Sabang sampai Merauke. Semua
keindahan alam di dalamnya adalah rahmat dan anugerah Yang Maha Kuasa dan patut
di syukuri. Begitu juga ketika saya melihat Pulau Karimata, saya merasa berada
di surga yang terasingkan. Dimana di Pulau Karimata ini terdapat beragam
keindahan alam yang tidak kalah dengan daerah wisata lainnya hanya saja tidak
di kelolah dengan baik. Tentunya terlepas dari masalah – masalah yang ada di
pulau tersebut, Pulau Karimata bagi saya tetap menjadi tempat yang tidak akan
terlupakan, selain daripada alamnya yang begitu eksostis Pulau Karimata
menyimpan kehidupan masyarakat Melayu yang ramah dan anak-anak yang penuh
dengan semangat dan senyum tawa yang tak ternilai harganya. Oleh karena itu
harapan terbesar saya adalah pemerintah baik itu daerah maupun pusat lebih
memperhatikan wilayah-wilayah terpencil dan terluar, agar semuanya mendapat
kesamaan hak baik itu pendidikan, kesehatan, maupun kesejahteraan yang
sepertinya hal ini sering di abaikan oleh pemerintah. Banyak sekali potensi
daerah di beberapa wilayah khususnya pulau Karimata ini yang seringnya kita
abaikan, utamanya sumber daya manusia atau generasi bangsa yang sedang tumbuh
di wilayah ini yang mungkin saja kelak mereka akan menjadi orang-orang hebat
jika di optimalkan dan diperhatikan dengan baik. Tetapi, seringkali kita justru
melihat perhatian pemerintah terhadap wilayah terpencil dan terluar kerap kali
hanya ingin mengelolah hasil alam yang lebih mirisnya adalah ketika kekayaan
alam tersebut di serahkan kepada swasta utamanya swasta asing, tentunya hal ini
sangat merugikan bangsa Indonesia yang penuh dengan anugerah Tuhan. Senyum
Indonesiaku! dan Salam Rindu Untuk Karimata!
Comments
Post a Comment